Wibu, Kpopers Tidak Nasionalis?
https://i.ytimg.com/vi/JAYveIxHAeA/maxresdefault.jpg
Dewasa
ini kita sudah kenal dan akrab dengan negara Asia Timur yang sering dijadikan
trendcenter dari anak muda Indonesia sekarang. Negara Jepang dan Korea Selatan
adalah contoh negara Asia Timur yang budaya pop nya telah masuk dan menjamur di
kalangan milenial Indonesia sekarang. Mulai dari fashion hingga lifestyle (gaya
hidup) sudah merasuk pada generasi milenial Indonesia. Dan ada dua kubu besar pecinta
negara Asia Timur yang tumbuh di Indonesia, yaitu Wibu atau Otaku (pecinta
Jepang) dan Kpopers (pecinta Korea Selatan).
Dampak
yang signifikan ini diakibatkan pengaruh Sosmed dan pasar bebas yang membuat negara
mancanegara bisa bertukar budaya, benda maupun lainnya hal ini memberikan
dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari hal ini adalah Indonesia
dapat memperkuat jaringan kerjasama antara negara lain khususnya Jepang dan
Korea Selatan karena peminat budaya pop kedua negara ini menjamur di Indonesia.
Kegiatan ekspor dan impor Indonesia dengan negara Jepang pada 2015 mencapai
9,9%, dan hal ini berbeda sedikit dengan Amerika dan Tiongkok yang mencapai
11,6% dan 10% (dikutip dari www.kompasiana.com). Sedangkan dengan negara Korea
Selatan hubungan kita sudah sangat baik, Korea Selatan telah menanamkan 1,06
Miliar USD untuk modal investasi pada 2016 (dikutip dari bisnis.tempo.co).
Tentunya
hal ini sangat baik karena Indonesia memiliki banyak mitra untuk berekonomi. Namun
selain hal positif ini ada juga beberapa dampak buruk yang ditimbulkan dari pertukaran
budaya pop ini. Menurut penulis banyak pecinta Korea Selatan yang rela mati – matian
membela idolanya dan hal ini memperlihatkan begitu fanatiknya Kpopers terhadap idolanya,
sedangkan saat Indonesia dihina oleh negara lain mereka diam saja. Dan dari pecinta
Jepang banyak remaja yang menjadi kurang berguna karena terlalu mencintai
karakter mereka yang membuat mereka menjadi tidak produktif dan malas untuk
belajar akan hal baru. Hal ini sangat berdampak pada kehidupan bermasyarakat di
Indonesia kerena kurangnya rasa cinta pada negara nya sendiri. Pada tahun 2045,
Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia
70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan
penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada
periode tahun 2020-2045 (dikutip dari www.goodnewsfromindonesia.id). Bayangkan
saja jika pemuda kita lupa atau tidak peduli dengan negaranya sendiri bisa saja
ketika Indonesia emas di tahun 2045 akan jatuh dan terpuruk karena pemudanya.
Seharusnya
kita sebagai pemuda Indonesia mencintai negaranya dan menghargai segala jasa
para pembangun bangsa terdahulu agar nantinya negara kita ini menjadi negara
yang maju. Kita boleh suka dengan negara lain namun kita harus ingat bahwa kita
anak Indonesia yang memiliki tanggungjawab menjadi pemimpin di masa depan. Mulailah
mencintai negara Indonesia dengan menciptakan karya, membaca buku Indonesia, melestarikan
budaya agar nanti budaya kita bisa dikenal dan juga dicintai negara lain.
Gud sangat lah 😀
ReplyDelete